Udah lama ga posting

..... yang terlintas sekarang adalah bagaimana waktu mengubah kita menjadi baik, atau lebih baik . Teringat akan ungkapan " Tiada yang abadi selain perubahan " memicu saya untuk terus intropeksi diri .

Sudah berapa sukseskah aku ? Sudah seperti apa ketakwaan ku kepada Nya ?

Sukses ... mungkin terlalu regional atau terlalu luas untuk menjabarkannya , mungkin yang paling pantas sekarang adalah menelisik ketaatan kita terhadap Allah SWT.

Untuk mengukur ketaatan / ketakwaan , sebelumnya saya harus mengerti / paham apa dan bagaimana seseorang dianggap sebagai mahluk yang takwa dihadapan Allah, saya coba mencari apa makna Taqwa itu sendiri ?

Mencoba mengutip blog abinyaazka.blogspot.com saya mencoba memahami makna dari hakekat Taqwa itu sendiri :

Beramal dengan menta'ati Alloh Subhanahu wa Ta’ala berdasarkan cahaya ilmu dari Alloh dalam rangka mengharap pahala Nya serta menjauhi maksiat kepada Nya berdasarkan cahaya dari Alloh tersebut karena takut siksaan Nya.

Dan mengutip dari Alquran :

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Alloh dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Alloh, sesungguhnya Alloh Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan". (QS. Al Hasyr (59) : 18)


Sedangkan didalam Sunnah, kata taqwa disandarkan pula pada hal-hal yang diharamkan:

Rukun-Rukun Taqwa

Menurut ahlu sunnah wal jama'ah suatu amal hanya diterima dari orang –orang yang bertaqwa yaitu orang yang amalnya ikhlas karena Alloh Subhanahu wa Ta’ala dan sesuai dengan syari'at yang ditetapkan Rosululloh Shollalloh’alaihi wa Sallam. Sebagian ulama' merumuskannya dengan dua point pokok:

a. Tidak beribadah kecuali hanya kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala.

b. Tidak beribadah kepada Alloh kecuali dengan apa yang diperintahkan dan disyari'atkanNya melalui lisan RosulNya.

Ketentuan ini didasarkan oleh dalil-dalil Al-Qur'an dan Hadits sebagai berikut: Artinya : "Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). ia Berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!" . Berkata Habil: "Sesungguhnya Alloh hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa". (QS. Al Maa-idah (5) : 27)

Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman: Artinya : "Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kalian, siapa di antara kalian yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun". (QS. Al Mulk (67) : 2)

Dari apa yang saya dapatkan diatas , ada yang mengetuk dalam hati .... seberapa besar apa yang aku telah siapkan untuk hari akhir nanti ? seberapa ikhlas aku menjalankan semuanya karena Allah ?

Saat ini aku cuma merasa bahwa aku terlalu kecil untuk menghadapi semua masalah yang ada didunia ini tanpa campur tangan Allah, terlalu sombong rasanya kalau aku tidak mensyukuri nikmat Nya.

Aku cuma mencoba menambah ibadahku , pusa sunah , sholat sunah atau yang lainnya . Mudah mudahan ini baik untuk dunia dan akhirat ku dan keluargaku. Amiiiiin